Sabtu, 19 April 2014

Semester 6, tiada hari tanpa tugas. Setiap minggu selalu ada tugas. Ini mungkin ya pedes pedesnya cabai. Semester 6, waktu dimana lebih memilih kuliah daripada kuliah kosong dan dapat tugas. Mungkin dulu pas masih semster kecil, kuliah kosong adalah suatu hal yang menggembirakan, tugas paling tinggal ngopi punya temen. Tapi sekarang, disaat semester 6 ini, semua berubah. Tugas benar-benar harus dari pemikiran sendiri. Murni itu adalah hasil kita sendiri. Itu yang kadang membuat tugas agak terasa berat. Semester 6, dimana untuk mahasiswa kependidikan harus banyak-banyak latihan membuat silabus, RPP, dan perangkat pembelajaran lain. Sesuatu yang harus dibayangkan, berimajinasi seolah-olah sudah menjadi seorang guru.
Selain tugas membuat perangkat pembelajaran, masih pula disibukkan dengan laporan yang harus tulis tangan. Pretest praktikum setiap dua minggu sekali. Dan pretest itupun soalnya jauh dari yang ada pada diktat. Membuat saya berfikir, apa gunanya diktat yang harus kami beli? Oh iya, diktat hanya untuk petunjuk praktikum saja. Lalu bagaimana kami belajar untuk pretest? Kalau diktat yang menjadi satu satunya sumber pegangan bagi kami untuk matakuliah praktikum tak satupun bahasan dalam diktat yang keluar. Yeah, nanti kalau saya menjadi guru tidak akan membuat hal seperti ini. Karena bisa jadi membuat siswa malas untuk belajar. Hehehe. Belum lagi proposal penelitian yang harus saya siapkan. Setidaknya ada doa proposal penelitian yang harus saya siapkan. Mencari dan membaca jurnal adalah makanan sehari hari kupikir.
Oke, tugas adalah salah satu hal paling setia bagi kami, bahkan tidak hanya kami yang sedang menempuh pendidikan, tapi juga bagi mereka yang sudah bekerja, tugas tidak mungkin lepas dari kami.
Semester 6, waktu dimana saya harus banyak berhuungan dengan sekolah. Keluar masuk sekolah untuk observasi. Bertemu dengan murid, guru dan pejabat sekolah. Semester 6 juga membuta saya harus berani berbicara dengan orang yang lebuh tua seperti guru dan dosen. Betapa pentingnya pengetahuan dan seni berbahasa dalam hal ini. Bahasan kami (Guru dan saya) sudah tidak hanya tentang bagaimana cara menjawab soal. tapi bagaimana mengatasi siswa, bagaimana mengajar yang baik, metode dan media apa yang tepat untuk materi tertentu. Iya, saya pun harus dituntut dewasa. Dewasa dalam pemikiran, perilaku dan pengetahuan. :D
Dan saya pun berharap agar semester 6 ini diberi kelancaran untuk mengatasi semua masalah yang ada. Aamiin
Posted by Unknown On 04.50 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Labels